<!--[if gte mso 9]><xml>
Terkadang setiap pasangan yang sudah bertahun-tahun menikah namun sang buah hati tak kunjung datang, biasanya mencari solusi untuk mengangkat seorang anak. Namun hal itu ternyata belum menjamin permasalahan akan selesai. Biasanya, masalah baru akan timbul setelah pengangkatan anak, apalagi jika kemudian, setelah pengangkatan anak, anda dinyatakan positif hamil.
Masalah pembagian kasih sayang, sikap orang tua pada
anak, hingga pemberitahuan identitas anak akan menghiasi hari-hari anda. Untuk
mengantisipasi berbagai konflik yang mungkin timbul, ada beberapa hal yang
harus anda perhatikan:
. Menciptakan Hubungan Batin
Berdasarkan penelitian yang dikutip dari kompas Cyber media, hubungan batin
ibu-anak tenyata tidak hanya ditentukan dari proses kehamilan. Seotrang anak
angkat pun bisa memiliki hubungan batin dengan sang ibu. Proses tersebut harus
dilakukan dalam 18 bulan pertama sejak anak itu lahir (Ini merupakan kelebihan
jika anda mengadopsi anak yang baru lahir).
Interaksi yang terjadi selama masa itu, dimana ibu belajar untuk mencintai
anaknya dan anak belajar menerima cinta ibunya, pengalaman inilah yang akan
menentukan perasaan anak pada ibu. Manfaatkanlah momen ini dengan mencurahkan
kasih sayang anda sepenuhnya pada anak.
. Porsi Kasih Sayang
Pemberian kasih sayang sering menjadi masalah yang cukup penting, apalagi jika
pasangan tersebut dianugerahi anak kandung setelah mengangkat anak. Perlu
hati-hati dalam menghadapi masalah yang satu ini, karena seorang anak bisa
merasakan sebesar apa kasih sayang yang diberikan kepada mereka. Dan jika
mereka merasakan ada yang janggal, bukan tidak mungkin sikap mereka akan
berubah pada orang tua.
Hal yang perlu anda ingat adalah menyadari bahwa anak, baik anak kandung maupun
anak angkat, adalah anugerah. Hindari memperlakukan mereka secara berbeda.
Cobalah untuk berpikir dan bersikap dewasa, adil dan bijaksana terhadap anak.
. Pengungkapan Identitas Anak
Hal penting yang harus anda pikirkan kala melakukan adopsi adalah cara
memberitahu si anak tentang statusnya. Karena seorang anak berhak tahu asal
usulnya. Pengungkapan identitas perlu dipersiapkan terlebih dulu:
a. Tentukan saat yang tepat untuk memberi tahu anak tentang identitas dirinya.
Salah satu faktor yang bisa menjadi pertimbangan adalah kesiapan mental. Anda
bisa menjelaskan sejak dini atau menunggu anak beranjak dewasa. Tentu saja anda
harus memikirkan konsekuensi dari tiap-tiap pilihan itu.
Namun terkadang ada saja kondisi yang membuat anak tahu jati dirinya sebelum
waktu yang anda tentukan, misalnya dari tetangga atau kerabat. Untuk
menghindari hal ini, paling ekstrim anda bisa pindah tempat tinggal sehingga
tak ada seorang pun yang mengetahui asal usul anak. Anda juga perlu berpesan
pada para kerabat agar tidak ada satupu yang membocorkan identitas anak sampai
saat yang telah ditentukan. Minta pengertian mereka dan jelaskan juga
konsekuensi yang mungkin muncul jika informasi itu bocor pada anak.
Namun jika informasi itu terlanjur bocor, usahakan untuk tetap tenang kala anak
menghujani anda dengan pertanyaan. Sebaiknya persiapkan diri anda tehadap
kemungkinan itu sejak awal. Jika anda sudah menduga pertanyan itu akan muncul
dan anda siap, tentu tidak masalah.
b. Anda perlu tahu cara yang tepat untuk menyampaikan berita tersebut pada
anak. Kuncinya adalah bersikap tenang dan wajar. Jangan lupa untuk menjelaskan
alasan mengapa dia menjadi anak anda. Saat anak mengetahui identitasnya, tentu
saja anak akan merasa terkejut, kemudian muncul konflik dan pikiran-pikiran
negatif. Salah satunya adalah mengapa ia ditolak oleh orang tua kandung dan
diberikan ke orang lain.
Hal ini bisa membuat anak mengalami krisis identitas. Akibat lebih lanjut, anak
akan mengalami kesulitan menyesuaikan diri, berekspresi, serta gangguan
emosional. Yakinkan anak angkat bahwa bagi anda, dia sama artinya seperti anak
kandung.
. Mencari orang Tua Kandung
Jka sudah mengetahui identitasnya, anak adopsi biasanya punya keinginan untuk
mencari orang tua kandung. Pada akhirnya, setelah bertemu dengan orang tua
kandung, anak bisa saja kembali pada orang tua kandung atau tetap bersama anda.
Itu semua tergantung anak. Namun apapun pilihan anak, anda sebaiknya menjalin
kerjasama yang baik dengan orang tua kandungnya. Sikap seperti ini sangat
berguna untuk memudahkan koordinasi anda dengan orang tua kandung demi
memberikan yang terbaik bagi anak sehingga keputusan apapun yang diambil
seorang anak bisa membahagiakan kedua belah pihak.
Siapkah Anda menjadi orang tua angkat?